Mungkin banyak yang tak begitu kenal dengan bunga Marigold. Tapi kalau disebut nama Tai Ayam, Tai Kotok, atau Gemitir mungkin masyarakat akan lebih familiar. Di banyak wilayah Indonesia, tanaman tersebut merupakan jenis bunga yang tumbuh liar, bahkan hidup di semak-semak.
Meski sebutan namanya kurang enak terdengar, tapi di Pulau Dewata Bali terdapat kebun bunga Marigold. Lokasinya di daerah Baturiti, terhampar pemandangan indah. Bunga berwarna kekuningan cerah dengan daunnya hijau tua.
Jika sempat berkunjung ke lokasi tersebut, memang tersebut akan tidak tercium bau wangi. Berbeda jika ke kebun bunga yang ditumbuhi melati atau anggrek. Di balik julukan yang kurang mengenakkan, si cantik Marigold ini ternyata memiliki peluang emas.
Hal itu diakui pemilik pusat pembibitan marigold hybrid Bali Gemitir, Agus Ervani saat ditemui Tabloid Sinar Tani. Menurutnya di Bali, gemitir sangat diperlukan untuk upacara keagamaan dan penghias ruangan hotel dan tempat wisata. “Kebutuhan bunga ini di Bali bisa mencapai 30-40 ton per hari,” ujarnya.
Apalagi menurut Agus, jika menghadapi hari raya, maka permintaannya meningkat pesat. Harganya pun bisa melonjak tinggi. Bisa mencapai Rp 10 ribu-15 ribu. Tapi yang pasti harganya selalu di atas BEP atau di atas Rp 3.500/kg. “Untuk pemasarannya, kami masih menjual kebutuhan pasar lokal di Bali dan Lombok,” katanya. Untuk menjaga mutu, lanjut Agus, pihaknya tengah melakukan pendampingan kepada petani dalam budidaya marigold hingga pascapanen.
Selain menjadi bunga hias, Marigold juga ternyata bisa menjadi salah satu tanaman refugia yang ditanam petani di pematang sawah sebagai musuh alami hama dan penyakit tanaman padi. Menariknya, marigold pun tak harus ditanam pada kondisi lahan yang tinggi atau wilayah dingin. Daerah dataran rendah sekalipun bisa tumbuh, bahkan lebih bagus karena fotosintesis lebih tinggi sehingga bisa bunganya lebih indah.
“Bunga ini bisa dibudidayakan di pekarangan. Kini kita bersama Asosiasi Pelaku Usaha Horti (Aspehorti) memanfaatkan lahan pekarangan yang sempit,” tambahnya. Apalagi untuk daerah perkotaan yang lahannya terbatas, budidaya marigold bisa dengan sistem vertikultur dan hidroponik. Dengan demikian, masyarakat bisa membudidayakan sendiri tanaman ini dan tidak perlu membeli di pasar bunga untuk upacara keagamaan.
Bagaimana cara budidayanya? Budidaya marigold tidak terlampau sulit. Inilah tahapannya.
Editor : Yulianto